Wong tuo ikut Njaran, sesuai permintaan Dinas Pendidikan Kab Jombang
Artilel ini saya buat untuk Menanggapi ambisi Dinas P & K Kabupaten Jombang untuk berburu rekor muri lewat Jaranan dor yang di post Radar Jombang. https://radarjombang.jawapos.com/pendidikan/664592990/rencananya-memburu-rekor-muri-jaranan-dor-disorot-banyak-pihak-begini-jawaban-dinas-p-dan-k-jombang
Hari ini saya benar benar disibukan mencari asesoris jaranan, sangat sulit mendapatkannya, alhasil harus beli di toko online dengan harga lebih tinggi. Hal tak penting yang kemudian menjadi penting demi menjaga mental anak saya disekolah.
Apakah berhenti disini? Saya rasa tidak, sy yakin kita akan diberatkan lagi dengan pakaian / kostum yg digunakan saat pelaksanaan rekor tersebut.
Sebagai orang tua yang penuh keterbatasan saya ingin membuatkannya sendiri dari barang seadanya dirumah, tp apakah anak mau jika bahan dan hasilnya tidak sama dg teman yg lain? Wong ukuran kurang besar saja gak mau pakai apalagi bahannya beda. Bagaimana dengan psikologinya nanti?
Sebelumnya masih ingat sama rekor ishari dan tari remo, bagaimana kelanjutannya? Apakah karena rekor sudah didapat terus dilupakan begitu saja?
Kalo cuma sekedar memburu rekor, sama halnya memburu nilai "angka" pada scarik kertas raport , (g ngefek untuk bekal kehidupan)
Kalo memang niat melestarikan harusnya dimasukkan pada muatan lokal atau ekstra sekolah yang tersistematis dilaksanakan tiap hari atau tiap minggu, sediakan sarana untuk menunjang aktifitas tersebut jika hasilnya ingin maksimal.
Kasi pilihan anak untuk menentukan, mau ikut jaranan, ishari, hafalan , tari remo atau yg lain Sehingga tidak terkesan mewajibkan.
Biarkan mereka yang ingin hafalan fokus hafalan, Biarkan mereka yg ingin ishari fokus ishari, Biarkan mereka yang ingin tari remo fokus tari remo. Begitu juga dengan jaranan.
Maaf jika pada akhirnya sebagai wali murid saya juga ikut Njaran, agar semua tau kalo orang tua juga berhak menentukan arah pendidikan untuk anaknya.
"Semua orang jenius. Tapi jika Anda menilai ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani hidupnya dengan percaya bahwa dia bodoh".
Komentar
Posting Komentar