Jika setan tak mampu membuatmu menjadi buruk, dia akan membuatmu merasa baik


Cerita ini saya awali dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya irwan hermanto, sahabat-sahabat biasa memanggil Cak irwan,  sebagai anak terakhir dari empat bersaudara hidupku begitu dimanja oleh keluarga, terutama kakak kakakku yang semuanya perempuan. hidup dalam keluarga yang religius membuat keseharianku tak lepas dari mushola yang berada diujung gang tempat saya tinggal. Hari demi hari, bulan, tahun, saya lewati dengan aktifitas yang tak jauh beda yakni ibadah di mushola.
Aktifitas rutin seperti itu nyatanya mempengaruhi cara pandangku terhadap orang lain, bahkan saya mampu memetak metakkan mana warga yang baik dan yang buruk hanya dari satu  sudut pandang yakni rutinitas mereka pergi ke mushola. " Yang muncul dalam benakku adalah dia yang kemushola berarti orang baik  dan yang tidak berarti orang buruk (tidak shalat)".
Hingga disuatu saat saya mendapatkan tugas dari takmir untuk mengambil iuran kerumah-rumah warga dikarenakan ada keperluan untuk rehabilitasi mushola.
Satu dua rumah saya datangi dan tidak ada halangan  yang berarti. Hingga disuatu rumah, aku mengucapkan salam beberapa kali tidak ada yang menjawab, ku ketuk pintu tidak ada tanggapan, saya coba bersabar dan tetap menunggu didepan pintu.  Hingga dari kejauhan terdengar suara dalam bahasa jawa " Yu... Aku budal disek" Suara tetangga lain yang saat itu mau pergi ke hajatan (buwuh). 
Aku pun  sontak terkaget karena tuan rumah yang dari awal aku ketok pintu gak ada jawaban tiba-tiba keluar berlari sambil menjinjing mukena yang masih dipakai seraya berteriak "Dek.. Enteni disek.. Aku tas mari sholat". Ucapnya untuk memastikan agar tidak ditinggal.
Sontak aku terdiam dan mulai berfikir betapa hinanya aku karena menganggap orang tersebut sebagai orang buruk (tidak sholat) hanya sebatas karena beliau tidak pernah ke mushola.
Masih belum selesai, setelah dari situ aku menuju ke tetangga yang bersebelahan pas dengan orang dicerita pertama, baru aku ucapkan salam, aku langsung kaget karena orang yang saya anggap sebagai orang buruk (tidak sholat) tiba2 menjawab salamku sambil menutup qur'an yang dibacanya. Aku tak bisa berkata banyak dalam pertemuan itu. pikiranku berkecamuk antara apa yang ku pikirkan dengan realita yang terjadi. Allah sedang mencolok kedua mataku secara bersamaan.
Nyatanya selama ini aku digiring oleh setan hingga merasa paling baik karena aktifitasku ke mushola. ini menjadi pelajaran berharga bagiku saat mau menilai seseorang.
"Jika setan tak mampu bembuatmu menjadi buruk, dia akan membuatmu merasa baik". (irw)
x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wong tuo ikut Njaran, sesuai permintaan Dinas Pendidikan Kab Jombang

Cerita Girilya para pejuang dikecamatan Ngoro yang libatkan petugas pengatur air

Galon kusam dan mimpi besar Toko cak irwan